Selasa, 25 Maret 2014

PANTAI TELUK HIJAU, SURGA YANG TERSEMBUNYI DI BANYUWANGI


Banyuwangi  tak hanya memiliki Pantai Plengkung yang indah, tapi juga Teluk HijauTeluk Hijau atau juga sering disebut Green Bay, namanya mungkin tidak sepopuler Rajegwesi dengan bantengnya, atau Sukamade dengan penyunya. Tetapi teluk ini mempunyai daya tarik tersendiri dengan pesona pasir putih nan lembut, air terjun setinggi 8 meter dan pemandangan karang yang indah. Sesuai dengan namanya, teluk ini berwarna hijau jika dilihat dari jauh. Ini berbeda dengan kebanyakan teluk atau laut yang biasanya berwarna biru. Kenapa bisa begitu? Apa mungkin karena ada banyak ganggang hijau? Entahlah….Yang jelas warna hijaunya sangat indah.

Teluk Hijau terletak di Kabupaten Banyuwangi, bagian selatan Pesanggrahan, Desa Sarongan. Wilayahnya termasuk dalam Taman Nasional Meru Betiri. Inilah surga yang tersembunyi di Banyuwangi. Pantai yang masih tersembunyi dan sepi ini memiliki hamparan pasir putih yang menawan. Pasirnya begitu halus, sehingga mudah melekat di kulit. Perpaduan antara pasir putih, air laut yang jernih berwarna kehijauan dan suasana yang asri akan membuat siapapun yang melihatnya merasa kagum.

Kebanyakan wisatawan mengunjungi Taman Nasional Meru Betiri dan Sukamade sebagai tujuan utama. Sebelum sampai di dua tempat tersebut, kita akan melewati Teluk Hijau. Sehingga Teluk Hijau hanya menjadi tempat persinggahan. Pengunjung hanya berhenti sejenak dan melihat Teluk Hijau yang eksotis dari kejauhan di atas bukit. Namun surga Teluk Hijau yang sebenarnya berada di pantainya. 
Karang di Teluk Hijau

Eksotisme karang batu di Teluk Hijau
Untuk mencapai Teluk Hijau, pengunjung harus menuruni bukit dan melewati hutan sebelum sampai di pantai, karena pantai Teluk Hijau letaknya di balik tebing karang setelah Pantai Batu. Jika bertemu dengan pantai yang dipenuhi hamparan batu, berarti Anda berada di Pantai Batu. Di sini hampir tidak nampak pasir layaknya pantai kebanyakan, yang terlihat hanyalah hamparan bebatuan bulat, mulai dari seukuran kepalan tangan sampai sebesar batuan yang ada di tengah sungai.

Seperti namanya, Pantai Batu, pesisir pantai ini tertutup oleh batu-batu sungai yang berukuran kecil dan besar, nyaris tidak tampak pasir di pantai ini.
Dari pantai Batu, lokasi Teluk Hijau semakin dekat. Langkahkan lagi sedikit kaki dan Anda pun akan tiba di Teluk Hijau yang berpasir putih dan airnya sangat jernih. 

Landscape Teluk Hijau, surga di Banyuwangi selatan
Hamparan air laut yang jernih pantai Teluk Hijau
Cara lain menikmati surga Teluk Hijau, duduk santai di pasir pantai  putihnya 

Di sini kita bisa berenang atau sekedar bermain air di pantainya. Tidak jauh dari pantai terdapat bukit  kecil. Di satu sisinya ada bebatuan berwarna kuning kecoklatan. Di sisi timur sekitar 20 meter dari pantai kita akan menjumpai air terjun dengan debit air yang sedang. Benar-benar unik bukan? Selama musim hujan volume air akan lebih cepat dan indah. Jadi meskipun jauh dari pemukiman, anda tidak perlu susah susah mendapatkan air bersih untuk membilas badan selepas berenang di pantai. 
Air terjun kecil untuk membilas badan setelah berenang di pantai

Untuk yang suka kemping, di lokasi ini juga cukup bagus untuk mendirikantenda. Yang perlu diperhatikan jika kemping di Teluk Hijau adalah kondisi pasang surut air laut. JIka kondisi air pasang, maka ombak bisa menjamah seluruh permukaan pantai. Karena itu tenda sebaiknya didirikan di daerah semak/perdu agar man dari jangkauan ombak ketika air laut pasang. Jadi jangan membangun tenda di tepi pantai.

Satu hal lagi, di kawasan ini tumbuh bunga yang termasuk langka, bunga Raflesia. Bunga Raflesia ini menjadi perhatian tersendiri bagi dinas kehutanan di daerah tersebut. Karena selain menjadi objek pariwisata, bunga ini pun dilindungi.

Pantai Teluk Hijau atau Green Bay Di Banyuwangi
Pantai Teluk Hijau, surga tersembunyi di Banyuwangi





RUTE MENUJU TELUK HIJAU 
Ada 2 cara menuju teluk ijo dari tempat pintu masuk :

1. Lewat Darat

Teluk ijo berlokasi di Kecamatan Pesanggaran tepatnya di desa Sarongan. Berjarak sekitar 90 km arah selatan dari kota Banyuwangi. Untuk menuju pantai ini dari Banyuwangi kita tinggal mengikuti petunjuk arah menuju Pesanggaran-Sarongan-Sukamade yang masih satu jalur dengan rute menuju pantai sukamade Taman Nasional Merubetiri.

Untuk menuju Teluk Hijau atau yang biasa disebut Teluk Ijo oleh penduduk lokal, pengunjung harus menuju Desa Pesanggrahan terlebih dahulu. Baru kemudian, lanjut ke Desa Sarongan dengan kondisi jalan yang cukup rusak.

Dari desa Kandangan, Sarongan, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Namun, perjalanan dengan kendaraan hanya bisa dicapai sekitar hampir 1 km saja. Sampai di Rajegwesi anda akan berjumpa dengan pertigaan: yang ke kiri menuju pantai Rajegwesi dan yang ke kanan menuju Teluk Hijau dan Sukamade. 

Letak Teluk Hijau tak terlalu jauh dari pemukiman penduduk yang paling akhir di daerah Rajegwesi. Oleh karena itu, jika anda membawa kendaran lebih baik jika kendaraan itu dititipkan ke penduduk. Lalu, perjalanan menuju Teluk Hijau dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak menuju Teluk Hijau sekitar 2km. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Teluk Hijau adalah sekitar 30 menit di jalan utama dan 30 menit di jalan setapak.

Jangan sampai terjebak dengan pantai yang penuh dengan batu (yang mirip batu sungai), karena bukan itu yang disebut dengan Teluk Hijau. Tetapi teruslah berjalan di tepi pantai hingga melewati sedikit semak atau perdu. Di balik semak itulah Teluk Hijau berada.

Penujuk arah menuju Teluk ijo sudah cukup jelas, jadi tidak usah takut nyasar.



2. Lewat Laut 

Ini adalah cara paling mudah. Anda bisa menyewa perahu dari pantai Rajekwesi langsung menuju Teluk Hijau. Ongkosnya sekitar Rp 200.000,- PP. Teluk Hijau dapat dicapai dalam waktu 45 menit one way nya. Tapi anda harus punya nyali karena dengan perahu kecil tersebut dan melalui ombak laut selatan. Namun anda akan mendapatkan pengalaman yang baik selama perjalanan dengan perahu tersebut.

Minggu, 16 Maret 2014

KESEHATAN

GIZI BURUK DI INDONESIA Saat ini masalah gizi buruk tidak hanya dihadapi oleh masyarakat menengah ke bawah, tetapi juga kalangan masyarakat yang lebih luas. Hampir 40juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Separuh dari total rumah tangga masyarakat Indonesia mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari. Lima juta balita berstatus kurang gizi dan lebih dari 100 juta penduduk berisiko terhadap berbagai masalah kurang gizi. Hal ini menjadi gambaran sederhana tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang mencerminkan rendahnya kesadaran gizi di kalangan masyarakat. Permasalahan ekonomi kerap menjadi alasan utama banyaknya kasus gizi buruk, hal ini diikuti dengan faktor lingkungan yang tidak sehat, juga kurangnya ketersediaan air bersih. Kemiskinan yang diderita oleh penduduk Indonesia belumlah selesai. Dengan tingkat ekonomi yang rendah, masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara layak. Mereka tidak sanggup membeli beras yang harganya kian melambung, maka nasi aking pun jadi santapannya. Mereka tak mampu membeli daging, makan tempe dan tahu pun sudah serasa mewah.Jangankan memikirkan standar kesehatan dan asupan gizi, sudah bisa makan hari itu pun mereka syukuri. Dengan kenyataan yang seperti ini, wajar jika banyak penduduk Indonesia yang masih terkena gizi buruk. Lingkungan yang tidak sehat juga merupakan salah satu faktor penyebab gizi buruk. Bagaimana masyarakat akan memperhatikan lingkungannya jika untuk sekedar makan sehari-hari saja masih susah? Akhirnya masyarakat akan tinggal di tempat yang tersedia, jika tinggal di kota besar, ketersediaan lahan menjadi satu-satunya alasan tinggal disana. Besarnya biaya tinggal membuat masyarakat menempatkan kelayakan dan kesehatan lingkungan diurutan kesekian. Ketersediaan air bersih untuk aktifitas masyarakat pun masih sulit. Banyak yang akhirnya menggunakan air yang tidak terjamin bersih untuk keperluan sehari-hari. Akhirnya MCK pun dilakukan di pinggir sungai yang juga sebagai tempat pembuangan limbah baik dari rumah tangga maupun perusahaan. Masalah gizi sendiri termasuk ke dalam masalah kesehatan yang sangat mendasar bagi kehidupan, karena bila ada seseorang mengalami masalah gizi maka dampaknya akan sangat luas. Hal itu terjadi karena anak yang mengalami kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan dan perkembanganya terhambat dan nantinya akan menurunkan kualitasnya sebagai sumber daya manusia secara luas, yang selanjutnya dapat menurunkan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan datang. Sebagai contoh, menurut hasil South East Asia Nutritions Surveys (SEANUTS), sekitar 24,1 persen anak laki-laki dan 24,3 persen anak perempuan Indonesia mengalami ukuran tubuh pendek (stunting). Survei yang dilakukan terhadap lebih dari 7.000 anak-anak Indonesia berusia 6 bulan hingga 12 tahun ini juga menunjukkan sekitar 1 dari 3 balita Indonesia mengalami masalah pertumbuhan tinggi badan. Terlebih lagi,, jumlah anak-anak Indonesia dengan ukuran tubuh pendek diketahui lebih banyak dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam. Menurut Dr. Sandjaja, MPH, selaku ketua tim peneliti SEANUTS Indonesia, kondisi ini dipicu karena kurangnya asupan gizi yang diterima anak di masa awal kelahirannya. Selain itu, faktor kurangnya kebutuhan nutrisi saat masa kehamilan juga turut mempengaruhi. “Kekurangan gizi pada anak dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan otak anak serta menjadikan perkembangan kognitif anak tidak bertumbuh optimal, seperti anak menjadi kurus dan pendek (stunting),” jelas Dr. Minarto Ketua Persatuan Ahli Gizi dalam pemaparan hasil SEANUTS beberapa waktu lalu. Menurut Unicef, Indonesia studi menunjukkan bahwa anak stunting sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lama pendidikan yang menurun dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa. Anak-anak stunting menghadapi kemungkinan yang lebih besar untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang berpendidikan, miskin, kurang sehat dan lebih rentan terhadap penyakit tidak menular (PTM). Masalah gizi buruk merupakan masalah yang harus diselesaikan tidak hanya melibatkan satu sektor, tetapi juga harus melibatkan beberapa sektor lainnya untuk menanggulangi secara intensif dan berkala. Program-program tersebut dapat melalui program BKKBN, Kementerian Pertanian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, dan lembaga lainnya yang dapat membantu dalam menangani masalah gizi buruk yang ada di Indonesia. Salah satu langkah yang dapat dijadikan solusi untuk mengurangi kasus gizi buruk ini adalah pentingnya gerakan masyarakat terutama bagi seorang ibu akan sadar gizi, dimulai dari pola konsumsi makanan yang bergizi, beragam dan berimbang memperhatikan sanitasi dan kesehatan lingkungan serta dapat dilakukan penyuluhan mengenai program sadar gizi di berbagai posyandu-posyandu yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

WISATA

PANTAI TELUK HIJAU, SURGA YANG TERSEMBUNYI DI BANYUWANGI Banyuwangi tak hanya memiliki Pantai Plengkung yang indah, tapi juga Teluk Hijau. Teluk Hijau atau juga sering disebut Green Bay, namanya mungkin tidak sepopuler Rajegwesi dengan bantengnya, atau Sukamade dengan penyunya. Tetapi teluk ini mempunyai daya tarik tersendiri dengan pesona pasir putih nan lembut, air terjun setinggi 8 meter dan pemandangan karang yang indah. Sesuai dengan namanya, teluk ini berwarna hijau jika dilihat dari jauh. Ini berbeda dengan kebanyakan teluk atau laut yang biasanya berwarna biru. Kenapa bisa begitu? Apa mungkin karena ada banyak ganggang hijau? Entahlah….Yang jelas warna hijaunya sangat indah. Teluk Hijau terletak di Kabupaten Banyuwangi, bagian selatan Pesanggrahan, Desa Sarongan. Wilayahnya termasuk dalam Taman Nasional Meru Betiri. Inilah surga yang tersembunyi di Banyuwangi. Pantai yang masih tersembunyi dan sepi ini memiliki hamparan pasir putih yang menawan. Pasirnya begitu halus, sehingga mudah melekat di kulit. Perpaduan antara pasir putih, air laut yang jernih berwarna kehijauan dan suasana yang asri akan membuat siapapun yang melihatnya merasa kagum. Kebanyakan wisatawan mengunjungi Taman Nasional Meru Betiri dan Sukamade sebagai tujuan utama. Sebelum sampai di dua tempat tersebut, kita akan melewati Teluk Hijau. Sehingga Teluk Hijau hanya menjadi tempat persinggahan. Pengunjung hanya berhenti sejenak dan melihat Teluk Hijau yang eksotis dari kejauhan di atas bukit. Namun surga Teluk Hijau yang sebenarnya berada di pantainya. Untuk mencapai Teluk Hijau, pengunjung harus menuruni bukit dan melewati hutan sebelum sampai di pantai, karena pantai Teluk Hijau letaknya di balik tebing karang setelah Pantai Batu. Jika bertemu dengan pantai yang dipenuhi hamparan batu, berarti Anda berada di Pantai Batu. Di sini hampir tidak nampak pasir layaknya pantai kebanyakan, yang terlihat hanyalah hamparan bebatuan bulat, mulai dari seukuran kepalan tangan sampai sebesar batuan yang ada di tengah sungai. Dari pantai Batu, lokasi Teluk Hijau semakin dekat. Langkahkan lagi sedikit kaki dan Anda pun akan tiba di Teluk Hijau yang berpasir putih dan airnya sangat jernih. Di sini kita bisa berenang atau sekedar bermain air di pantainya. Tidak jauh dari pantai terdapat bukit kecil. Di satu sisinya ada bebatuan berwarna kuning kecoklatan. Di sisi timur sekitar 20 meter dari pantai kita akan menjumpai air terjun dengan debit air yang sedang. Benar-benar unik bukan? Selama musim hujan volume air akan lebih cepat dan indah. Jadi meskipun jauh dari pemukiman, anda tidak perlu susah susah mendapatkan air bersih untuk membilas badan selepas berenang di pantai. Untuk yang suka kemping, di lokasi ini juga cukup bagus untuk mendirikan tenda. Yang perlu diperhatikan jika kemping di Teluk Hijau adalah kondisi pasang surut air laut. JIka kondisi air pasang, maka ombak bisa menjamah seluruh permukaan pantai. Karena itu tenda sebaiknya didirikan di daerah semak/perdu agar man dari jangkauan ombak ketika air laut pasang. Jadi jangan membangun tenda di tepi pantai. Satu hal lagi, di kawasan ini tumbuh bunga yang termasuk langka, bunga Raflesia. Bunga Raflesia ini menjadi perhatian tersendiri bagi dinas kehutanan di daerah tersebut. Karena selain menjadi objek pariwisata, bunga ini pun dilindungi. RUTE MENUJU TELUK HIJAU Ada 2 cara menuju teluk ijo dari tempat pintu masuk : 1. Lewat Darat Teluk ijo berlokasi di Kecamatan Pesanggaran tepatnya di desa Sarongan. Berjarak sekitar 90 km arah selatan dari kota Banyuwangi. Untuk menuju pantai ini dari Banyuwangi kita tinggal mengikuti petunjuk arah menuju Pesanggaran-Sarongan-Sukamade yang masih satu jalur dengan rute menuju pantai sukamade Taman Nasional Merubetiri. Untuk menuju Teluk Hijau atau yang biasa disebut Teluk Ijo oleh penduduk lokal, pengunjung harus menuju Desa Pesanggrahan terlebih dahulu. Baru kemudian, lanjut ke Desa Sarongan dengan kondisi jalan yang cukup rusak. Dari desa Kandangan, Sarongan, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Namun, perjalanan dengan kendaraan hanya bisa dicapai sekitar hampir 1 km saja. Sampai di Rajegwesi anda akan berjumpa dengan pertigaan: yang ke kiri menuju pantai Rajegwesi dan yang ke kanan menuju Teluk Hijau dan Sukamade. Letak Teluk Hijau tak terlalu jauh dari pemukiman penduduk yang paling akhir di daerah Rajegwesi. Oleh karena itu, jika anda membawa kendaran lebih baik jika kendaraan itu dititipkan ke penduduk. Lalu, perjalanan menuju Teluk Hijau dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak menuju Teluk Hijau sekitar 2km. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Teluk Hijau adalah sekitar 30 menit di jalan utama dan 30 menit di jalan setapak. Jangan sampai terjebak dengan pantai yang penuh dengan batu (yang mirip batu sungai), karena bukan itu yang disebut dengan Teluk Hijau. Tetapi teruslah berjalan di tepi pantai hingga melewati sedikit semak atau perdu. Di balik semak itulah Teluk Hijau berada. Penujuk arah menuju Teluk ijo sudah cukup jelas, jadi tidak usah takut nyasar. 2. Lewat Laut Ini adalah cara paling mudah. Anda bisa menyewa perahu dari pantai Rajekwesi langsung menuju Teluk Hijau. Ongkosnya sekitar Rp 200.000,- PP. Teluk Hijau dapat dicapai dalam waktu 45 menit one way nya. Tapi anda harus punya nyali karena dengan perahu kecil tersebut dan melalui ombak laut selatan. Namun anda akan mendapatkan pengalaman yang baik selama perjalanan dengan perahu tersebut.